Saham Indofood Berpeluang Menguat
18/10/2006 01:32:01 WIB
JAKARTA, Investor Daily
Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berpotensi menguat kembali dalam jangka pendek, setelah pada perdagangan sebelumnya ditutup terkoreksi. Konfirmasi tersebut terbaca dari sisi teknis yang menunjukkan INDF bergerak mendatar (sideways) dengan kecenderungan menguat.
“Sentimen positif lain terlihat dari faktor fundamental yang menjanjikan,” kata analis PT Meridian Capital Indonesia Muhammad Habdi kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (17/10).
Pada perdagangan kemarin, INDF ditutup terkoreksi Rp 10 ke level Rp 1.300. Saham produsen mi instan tersebut ditransaksikan 295 kali, dengan volume transaksi sebanyak 20,19 juta saham senilai Rp 26,51 miliar.
Menurut Habdi, indikator teknis relative strength index (RSI) tujuh hari menunjukkan saham Indofood berpeluang menguat kembali, setelah terkoreksi pada perdagangan sebelumnya. “Walaupun demikian, INDF masih rawan profit taking, karena posisinya mulai memasuki area jenuh beli (overbought),” ujarnya.
Dia menambahkan, indikator teknis lain seperti Williams%R (W%R) turut memperlihatkan peluang penguatan kembali saham Indofood dalam jangka pendek. “Meski dari indikator tersebut, INDF sudah masuk area jenuh beli, tapi masih ada ruang untuk naik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Habdi mengatakan, secara fundamental saham Indofood cukup menjanjikan, karena laba bersih perseroan tahun ini diperkirakan melonjak dibanding 2005 yang mencapai Rp 124 miliar. “Hal itu berdasarkan perolehan laba bersih semester I 2006 yang sudah terbukukan Rp 267,77 miliar,” ujarnya.
Dia menambahkan, dengan price to earning ratio (PER) 22,81 kali dan price to book value 2,75 kali, tahun ini perseroan masih bisa tumbuh positif, dan memiliki pangsa pasar terbesar. Selain itu, masuknya Indofood ke bisnis biodiesel setelah kelapa sawit, turut menjadi penopang pertumbuhan kinerja perseroan. “Earning per share (EPS) untuk tahun ini diprediksi meningkat tajam menjadi Rp 57 per saham dari 2005 yang mencapai Rp 15,” jelasnya.
Sementara itu, analis PT Phillip Securities Indonesia Mustafa Kamil berpendapat, pascapenembusan saham Indofood di level resistance Rp 1.250, INDF berpeluang menuju target Rp 1.500 pada jangka pendek. “Konfirmasi itu terbaca dari indikator fibonachi retracement 161,8%,” ujarnya.
Dia menambahkan, posisi INDF saat ini masih berada di atas moving average (MA). Sedangkan indikator moving average convergence divergence (MACD) tetap menunjukkan sinyal beli pada INDF dalam waktu dekat. “Faktor fundamental juga mendorong pergerakan positif INDF,” ujarnya.
Tumbuh 10%
Sementara itu, Indofood Sukses Makmur memperkirakan volume penjualan pada semester II 2006 bisa tumbuh sekitar 10% dibanding semester I 2006. Hal tersebut seiring peningkatan konsumsi masyarakat selama bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru yang terjadi pada kuartal III dan IV tahun ini.
Wakil Direktur Utama Indofood Sukses Makmur Franciscus Welirang mengatakan, kenaikan volume penjualan pada paruh kedua 2006 akan mengerek nilai penjualan dengan persentase yang kurang lebih sama. "Pada kuartal III dan IV banyak liburan, sehingga permintaan meningkat," kata dia di sela buka puasa bersama dan silaturahmi dengan wartawan di Jakarta, belum lama ini.
Menurut Franciscus, kenaikan permintaan, khususnya produk mi instan, dipengaruhi oleh kenaikan harga beras. "Perbedaan harga terigu dan beras tidak jauh, tapi harga terigu selalu di atas harga beras," ungkap dia. Menyikapi kondisi tersebut, Indofood telah menaikkan harga jual produk tepung terigu pada September lalu. Namun demikian, perseroan tidak menaikkan harga jual mi instan.
Franciscus memproyeksikan penjualan lebih dari 10 miliar pack mi instan pada akhir tahun ini dibanding tahun lalu yang di bawah 10 miliar pack.
Lebih lanjut, dia menegaskan, Indofood akan mampu mencapai target penjualan hingga akhir 2006. Pasalnya, kinerja perseroan hingga kuartal III cukup konsisten. “Tapi saya tidak bisa memastikan angka tepatnya,” ujar Franciscus.
Produsen mi instan terbesar di Indonesia itu juga akan meneruskan program ekspansi pada 2007 yang difokuskan untuk memenuhi kebutuhan internal perusahaan. Ekspansi yang telah dan akan dijalankan perseroan, antara lain akuisisi perusahaan guna memperkuat lini bisnis yang ada dan konversi sumber energi.
Selama paruh pertama 2006, keuntungan Indofood meningkat tajam menjadi Rp 267,8 miliar dibanding periode sama 2005 sebesar Rp 14,5 miliar. Seiring dengan bertambahnya volume penjualan, penerimaan juga meningkat 17,8% menjadi Rp 10,1 triliun dari Rp 8,6 triliun tahun lalu.
Rekomendasi
Habdi merekomendasikan buy on weakness saham Indofood untuk jangka pendek. Kemudian untuk jangka menengah dan panjang, dia tetap menyarankan beli. “Support saham ini Rp 1.290 dan resistance pada level Rp 1.400,” ujarnya. Sedangkan Mustafa merekomendasikan trading buy INDF untuk yang mengambil jangka pendek. Namun, dalam jangka menengah maupun panjang, dia masih menyarankan beli. “Support saham ini di level Rp 1.250 dan resistance Rp 1.350,” jelasnya. (asp)
Tips INDF
Tren
Jangka pendek: mendatar cenderung menguat
Jangka menengah-panjang: menguat
Fundamental
Semester I 2006, laba bersih Rp 267,8 miliar
PER: 22,81 kali, PBV: 2,75 kali
Teknis
RSI: mulai overbought
W%R: mendekati overbought
MACD: masih ada sinyal beli
Rekomendasi
M Habdi:
Jangka pendek: buy on weakness
Jnagka menengah-panjang: beli
Support:Rp 1.290, resistance:Rp 1.400
Mustafa Kamil:
Jangka pendek: trading buy
Jangka menengah-panjang: buy
Support: Rp 1.250, resistance: Rp 1.350
No comments:
Post a Comment