Apakah dunia akan resesi?

Wednesday, December 13, 2006

Kuartal I 2007, Indeks Bisa Tembus 2.000

Kuartal I 2007, Indeks Bisa Tembus 2.000
11/12/2006 02:15:14 WIB

JAKARTA, Investor Daily

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bisa menembus level 2.000 pada kuartal pertama 2007. Kenaikan tersebut dipicu ekspektasi pertumbuhan ekonomi lebih baik tahun depan dibandingkan tahun ini.


Selain ekspektasi membaiknya indikator makro ekonomi, sentimen positif lain pemicu kenaikan indeks adalah kinerja keuangan emiten 2006 lebih bagus daripada tahun 2005.
Demikian rangkuman wawancara Investor Daily dengan sejumlah analis yang dihubungi secara terpisah di Jakarta, akhir pekan lalu.
Mereka adalah analis PT Phillip Securities Indonesia Mustafa Kamil, analis PT Citi Pacific Securities Hendri Effendi, Kepala Riset PT Mega Capital Indonesia Felix Sindhunata, Kepala Riset PT Financorpindo Nusa T Hendry Andrean, dan analis Reliance Securities Pardomuan Sihombing serta analis Sinarmas Sekuritas Samuel Sudesawanto Yeung.
Menurut para analis, beberapa sentimen positif masih terjadi tahun depan, sehingga IHSG cenderung menguat. “Adanya January Effect dan membaiknya laporan keuangan emiten tahun 2006 turut mendorong kenaikan indeks,” ujar Mustafa Kamil
Dia menilai, sampai akhir 2006 IHSG sulit mencapai level 2.000. Sebab, menjelang liburan Natal dan akhir tahun biasanya manajer investasi dan pelaku pasar kurang aktif bertransaksi dan lebih banyak wait and see. Meskipun ada pergerakan indeks, kata dia, hal itu hanya digerakkan sebagian kecil pelaku pasar untuk mengangkat harga sahamnya menjelang liburan mulai.
Hendri Effendi berpendapat, membaiknya makro ekonomi tahun 2007 ikut mendorong sektor perbankan dan sektor riil bergerak lebih kondusif. Dengan demikian, hal tersebut menjadi pemicu pencapaian indeks di level 2.000.
Selain itu, lanjut dia, rencana penawaran umum perdana (IPO) saham beberapa Badan Usaha Nilik Negara (BDMN) menjadi faktor pendukung penembusan level baru di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Beberapa BUMN yang siap masuk bursa tahun depan yakni PT Jasa Marga, PT Bank Tabungan Negara, PT Wijaya Karya, PT Indonesia Power.
Kendati demikian, kata dia, pelaku pasar mesti memerhatikan pergerakan pasar regional dan global. Sebab, bursa regional dan global selalu menjadi patokan bagi pergerakan indeks.
Menurut Hendri, satu-satunya faktor yang berpotensi mengangkat indeks hingga level 2.000 tahun ini yaitu saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebagai saham berkapitalisasi pasar terbesar dan penggerak utama IHSG.
Suku Bunga The Fed
Sementara itu, Felix Sindhunata berpendapat, indeks dari analisis teknis berpeluang menembus level 2.000 dalam perdagangan jangka panjang (kuartal pertama 2007) jika melihat kisaran saat ini pada level 1.700.
Tapi Hendry Andrean memperkirakan, IHSG akhir tahun ini berpeluang menembus level 2.000 akibat aksi window dressing beberapa emiten. Selain itu, kemungkinan bank sentral AS (The Fed) mempertahankan suku bunga diprediksi menjadi sentimen pencapain IHSG hingga 2.000.
Sedangkan Pardomuan Sihombing menambahkan, setelah indeks menembus level 2.000 pada kuartal I 2007. indeks kemudian melakukan adjustment dengan konsolidasi sambil melihat perkembangan tren ekonomi global.
Dia optimistis, kondisi perekonomian domestik secara umum terus membaik jika dilihat dari penurunan inflasi dan suku bunga yang berada satu digit.
Pardomuan menilai, saham penggerak indeks hingga menembus level 2.000 adalah sektor perbankan, sektor pertambangan, dan perkebunan.
Samuel Sudeswanto justru berpendapat, indeks dapat menembus level 2.100 pada semester kedua tahun depan. Pasalnya, pertumbuhan emiten sektor infrastruktur, perbankan, dan pertambangan cukup menjanjikan. Kendati penurunan BI rate tahun depan tidak seagresif tahun ini, lanjut dia, inflasi yang terkendali terus menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar.
Capai 1.900
Faktor lain yang cukup dominan, lanjut dia, yakni peluang bank sentral AS menurunkan suku bunga tahun depan. Akibatnya, suku bunga global cenderung turun dan menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar secara global.
Pardomuan memprediksi, indeks hingga akhir tahun 2006 bisa ditutup pada level 1.810 atau 1.900 bila The Fed menurunkan suku bunga pada Selasa (12/12).
Sementara itu, Dirut BEJ Erry Firmasyah dalam presentasinya seputar Business Outlook 2007 menjelaskan, IHSG diproyeksikan mampu menembus level 2.000 tahun depan.
“Hasil riset institusi asing menyebutkan, indeks akan mencapai level 3.000 pada 2010,” ujar dia.
Dia menyebut beberapa faktor yang akan mendukung pertumbuhan pasar modal Indonesia pada 2007. Yakni, kinerja emiten yang terus membaik, stabilitas ekonomi makro, price earning ratio (PER) yang masih relatif rendah, return on equity (ROE) yang tinggi, dan persentase kapitalisasi pasar BEJ terhadap produk domestik bruto (PDB) yang baru mencapai sekitar 30%.

Stabilitas makro ditopang oleh laju penurunan inflasi dan suku bunga, serta nilai tukar rupiah yang relatif stabil. Sedangkan PER yang masih rendah menjadikan bursa Indonesia tempat favorit para manajer investasi asing untuk menempatkan modalnya. (mdn/asp/gie)

No comments: