Apakah dunia akan resesi?

Wednesday, December 13, 2006

IHSG Terkoreksi 25 Poin

14/11/2006 18:37:13 WIB

JAKARTA, Investor Daily
Melemahnya rata-rata bursa regional menjadi pemicu utama turunnya indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdangangan Senin (13/11) sebesar 25 poin ke level 1.639,270 dari posisi sebelumnya 1.664,548. “Indeks regional yang paling kuat mendorong IHSG terkoreksi,” kata analis PT Danasakti Securities Arief Budisatria kepada Investor Daily di Jakarta, kemarin.

Menurut Arief, penurunan indeks setelah berhasil menembus rekor tertinggi baru diperkirakan akibat melemahnya seluruh pasar regional. Hang Seng Indeks terkoreksi 22,60 poin (0,12%) ke posisi 18.868,54, Nikkei 225 turun 89,94 poin (0,56%) ke level 16.022,49, dan Taipeh Weighted Index melemah 38,14 poin (0,53%) menjadi 7.136,06. “Jadi melemahnya pasar Asia turut mendorong turunnya indeks cukup tajam,” tandas dia.

Dia menambahkan, sepinya sentimen positif dari pasar domestik setelah penurunan inflasi Oktober 2006 dan BI rate merupakan momentum bagi investor dalam merealisasikan keuntungan. “Paling-paling yang masih ditunggu investor tinggal data inflasi akhir tahun ini. Bahkan ditinjau dari sisi teknis, IHSG sudah overbought dan berpotensi terkoreksi,” jelasnya.

Arief mengatakan, melemahnya saham berkapitalisasi pasar terbesar di sektor perbankan, yakni PT Bank Mandiri Tbk, termasuk penyumbang terbesar terkoreksinya indeks pada perdagangan kemarin. Apalagi, tambah dia, seluruh sektor yang ada juga ditutup melemah.

Sektor infrastruktur turun 12,29 poin ke level 702.609, agrobisnis melemah 12,06 poin ke level 943.308, dan pertambangan turun 5,22 poin menjadi 829.919.

Sedangkan analis PT Phillip Securities Indonesia Mustafa Kamil berpendapat, kejatuhan indeks ke level 1.639 dipicu oleh sepinya berita positif di pasar yang selama ini selalu membuat para pelaku pasar modal untuk meramaikan bursa. Selain itu, bursa regional yang ditutup negatif ikut memicu turunnya indeks.
Kendati demikian, kata dia, penurunan IHSG tidak berlangsung lama dan tetap bertahan di level psikologis di 1.600. Sebab, secara teknis indeks masih dalam tren bullish untuk jangka panjang. “Apalagi kondisi politik dan ekonomi Indonesia masih diekspetasi para investor cukup bagus ke depan. Sehingga, hal tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan indeks selanjutnya,” ujarnya. (asp)

No comments: