Apakah dunia akan resesi?

Wednesday, December 13, 2006

Valuasi Saham Enseval Murah

14/11/2006 00:28:02 WIB

JAKARTA, Investor Dialy
Saham PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT) masih menjanjikan untuk perdagangan jangka pendek maupun panjang. Valuasi saham perseroan murah dibanding emiten sejenis di sektornya.

“Secara teknis memang bergerak flat to down, tapi dalam dua hari kemudian akan menguat,” kata analis PT Ekokapital Sekuritas Djoko Rahardjo kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (13/11).

Pada perdagangan kemarin, EPMT ditutup stagnan di level Rp 690. Saham distributor produk farmasi tersebut ditransaksikan hanya 54 kali, dengan volume transaksi sebanyak 2,31 juta saham senilai Rp 1,60 miliar.

Menurut Djoko, secara fundamental Enseval tetap menjanjikan untuk dikoleksi, karena valuasi saham termasuk murah dibanding kompetitornya seperti PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) yang memiliki price to earning ratio (PER) 13,3 kali dan price to book value (PBV) 0,33 kali. “Sedangkan PER EPMT hanya 8,52 kali dan PBV tercatat 1,78 kali,” jelasnya.

Dia menambahkan, walaupun kinerja perusahaan menurun pada kuartal III 2006, dengan laba bersih Rp 48,2 miliar, hingga akhir tahun ini performa akan membaik, seiring turunnya inflasi dan minyak mentah di pasar internasional. “Bahkan, dicabutnya tarif listrik multiguna untuk industri turut menjadi sentimen positif bagi kinerja perseroan,” ujarnya.

Djoko mengatakan, earning per share (EPS) saham Enseval tahun ini diperkirakan tidak jauh berbeda dari perolehan tahun sebelumnya Rp 89 dan 2004 yang mencapai Rp 78 per saham. EPS hingga akhir 2006 diprediksi Rp 88 per saham. “Memang ada sedikit penurunan, tapi kisarannya tidak akan jauh (dari 2005, red),” jelas dia.

Lebih lanjut, dia mengatakan, secara teknis EPMT berpeluang melemah untuk jangka pendek, karena dari indikator relative strength index (RSI) 5 dan 10 hari menunjukkan pergerakan mendatar dengan kecenderungan terkoreksi. “Apalagi, saat ini marak aksi ambil untung (profit taking), sehingga dapat berimbas pada saham Enseval,” ujar Djoko.

Namun, aksi ambil untung tersebut tidak akan berlangsung lama, karena dalam dua hari kemudian, EPMT diprediksi menguat, seiring akumulasi beli EPMT untuk mengantisipasi kinerja 2006 yang diperkirakan positif. “Jadi, pelemahan harga tidak akan berlangsung lama,” tegasnya.

Sementara itu, analis PT Phillip Securities Indonesia Mustafa Kamil berpendapat, saham Enseval berpotensi melemah dalam waktu dekat. Konfirmasi tersebut terbaca dari tren pergerakan saham untuk 21 hari. “Arah penurunan juga terlihat dari indikator moving average convergence divergence (MACD) yang masih menujukkan tekanan jual,” ujarnya.

Dia menambahkan, jika pada jangka pendek harga EPMT ditutup melewati support Rp 670, saham sektor farmasi tersebut akan menuju strong support pada harga Rp 630. “Analisis tersebut terbaca dari fibonachi retracement,” kata Mustafa.

Investasi Rp 80 Miliar
Sementara itu, Enseval Putera Megatrading menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 80 miliar hingga akhir tahun ini. Pendanaan capex sepenuhnya berasal dari kas internal perseroan.

Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan Enseval Putera Megatrading Djamarwie mengatakan, belanja modal tersebut digunakan untuk membiayai investasi berkala dalam bentuk pembangunan gudang baru, fasilitas cabang baru, kendaraan operasional baru, dan sistem teknologi informasi (TI) berbasis Oracle. "Investasi tersebut dilakukan untuk pengembangan bisnis ke depan agar perseroan tetap kuat di industri distribusi produk kesehatan dan konsumsi," ujar dia beberapa waktu lalu.

Selain itu, Enseval telah melunasi utang bank berupa fasilitas pinjaman sindikasi dan bilateral sejumlah total US$ 30,7 juta. Perseroan mempercepat pelunasan sisa utang sebesar US$ 13,7 juta pada 29 September 2006.

Utang tersebut merupakan hasil restrukturisasi pada 2005 di bawah koordinasi Royal Bank of Scotland cabang Singapura. Utang bank ini baru akan jatuh tempo pada 2010. Sejak restrukturisasi disetujui hingga Mei 2006, Enseval telah membayar cicilan pokok sebesar US$ 5 juta.

Per 30 Juni 2006, Enseval membukukan penjualan bersih Rp 2,64 triliun, tumbuh 2,33% dibanding periode sama 2005 Rp 2,58 triliun. Namun, laba usaha tergerus 14,64% dari Rp 131,73 miliar menjadi Rp 112,45 miliar.

Hal itu disebabkan oleh lonjakan beban pokok penjualan dan beban usaha menjadi masing-masing Rp 2,33 triliun dan Rp 204,66 miliar dari sebelumnya Rp 2,27 triliun dan Rp 175,71 miliar. Akibatnya, laba bersih turun dari Rp 96,37 miliar pada periode Januari-Juni 2005 menjadi Rp 90,30 miliar pada Januari-Juni 2006.

Rekomendasi
Djoko merekomendasikan buy on weakness saham Enseval untuk jangka pendek. Sedangkan dalam jangka menengah dan panjang, dia menyarankan beli karena masih menjanjikan untuk dikoleksi. “Support saham ini Rp 640/630 dan resistance pada level Rp 730/750,” kata dia. Sementara itu, Mustafa merekomendasikan wait and see EPMT untuk investor jangka pendek. Tapi, untuk jangka menengah dan panjang, pemodal boleh buy on support. “Support di level Rp 670/630 dan resistance pada posisi Rp 710/725,” ujarnya. (asp)


Tips EPMT

Tren
Jangka pendek: mendatar cenderung terkoreksi
Jangka menengah-panjang: menguat

Fundamental
Semester I, laba bersih Rp 90,30 miliar
PER: 8,52 kali, PBV: 1,78 kali

Teknis
RSI: flat to down
MACD: tekanan jual

Rekomendasi
Djoko Rahardjo:
Jangka pendek: buy on weakness
Menengah-panjang: beli terbatas
Support: Rp 640/630, resistance: Rp 730/750

Mustafa Kamil:
Jangka pendek: wait and see
Menengah-panjang: buy on support
Support: Rp 670/630, resistance: Rp 710/725

No comments: