Penguatan Saham BCA Berlanjut
30/08/2006 02:17:59 WIB
JAKARTA, investordaily
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) diperkirakan melanjutkan penguatan dalam jangka pendek. Potensi penguatan BBCA akan ditopang faktor teknis maupun fundamental.
“Saham ini layak dikoleksi, karena harganya akan kembali terangkat,” kata pengamat dan praktisi pasar modal Robin Setiawan kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (29/8).
Pada perdagangan kemarin, BBCA stagnan di posisi Rp 4.475. Volume saham berpindah tangan mencapai 18.528 lot senilai Rp 41,49 miliar. Sedangkan frekuensi transaksi tercatat sebanyak 269 kali.
Menurut Robin, dari analisis teknis harian maupun mingguan, saham Bank Central Asia berpotensi menguat kembali untuk jangka pendek. Konfirmasi tersebut terbaca dari indikator relative strength index (RSI) lima dan 10 hari. “Volume transaksi yang cenderung meningkat dalam satu dua hari terakhir diperkirakan turut menjadi sentimen positif lain yang mendukung penguatan BBCA,” ujarnya.
Robin mengatakan, faktor fundamental turut mendukung peluang penguatan BBCA dalam jangka pendek. Apalagi, valuasi saham sektor perbankan itu relatif murah dibanding emiten sejenis seperti PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang memiliki price to earning ratio (PER) 21,1 kali dan price to book value (PBV) 2,9 kali. Sedangkan PER BBCA 13,9 kali dan PBV tercatat 3,2 kali. “Itu berdasarkan laporan keuangan per kuartal I 2006,” tegasnya.
Dia menambahkan, laba bersih emiten yang menjadi primadona pemodal itu diperkirakan meningkat menjadi Rp 4 triliun tahun ini, dibanding tahun sebelumnya yang terbukukan Rp 3,6 triliun. Pada semester I 2006, laba bersih BCA mencapai Rp 2 triliun.
Proyeksi peningkatan laba bersih BCA itu, kata Robin, akan diikuti perolehan earning per share (EPS) yang diprediksi mencapai Rp 321 per saham, dibanding tahun sebelumnya Rp 292. “Hal itu terpicu sentimen positif rencana penurunan suku bunga kredit, yang akan berdampak terhadap net profit margin perseroan,” jelasnya.
Di tempat terpisah, analis PT Phillip Securities Indonesia Mustafa Kamil berpendapat, BBCA menguat sesaat dan sempat menyentuh level tertinggi Rp 4.450 . Secara teknis harian, pola candle shooting star serta sinyal jual stochastic oscillator mengondisikan akan adanya tekanan jual menjelang perdagangan selanjutnya. “Walaupun secara teknis mingguan, hal ini masih menyisakan kekuatan untuk naik kembali ke batas Rp 4.800,” jelasnya.
Mustafa mengatakan, bila melihat kondisi tersebut, ada kemungkinan bagi pelaku pasar untuk menunggu dan membeli saham Bank Central Asia di saat mengalami pelemahan, dengan support Rp 4.300 serta yang terkuat pada Rp 4.150. “Sedangkan resistance pada level Rp 4.500 dan selanjutnya pada target Rp 4.800,” tambah dia.
Target Laba
Sementara itu, Bank Central Asia menargetkan perolehan laba pada semester II 2006 dapat dipertahankan di kisaran Rp 2 triliun, dengan penyaluran kredit baru sebesar Rp 4 triliun, mencakup kredit korporasi, consumer, dan UKM. “Kami menjaga performance profit secara net di kisaran Rp 2 triliun, dan berharap pada semester II bisa dipertahankan,” kata Yahya Setiaatmadja, wakil direktur utama BCA kepada Investor Daily di Jakarta, belum lama ini.
Hingga semester I 2006, BCA menyalurkan kredit sebesar Rp 52,87 triliun dengan komposisi kredit korporasi sebesar Rp 20 triliun, antara lain kredit bagi perkebunan kelapa sawit dan karet. Dana pihak ketiga (DPK) yang mampu dihimpun mencapai Rp 134,85 triliun dengan tingkat loan to deposit ratio (LDR) sebesar 39%. Laba tahun berjalan mencapai Rp 2,04 triliun. Sedangkan ratio kredit bermasalah (NPL) cukup kecil sekitar 1,6%.
“Kami akan sangat berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Sebab kalau dipaksakan bisa berdampak pada rasio kredit bermasalah,” ujar Yahya.
Beberapa kredit korporasi yang sedang diproses BCA antara lain untuk PT PP London Sumatra Tbk senilai US$ 150 juta dengan tingkat bunga 2,52% di atas Singapore Inter Bank Offered Rate (SIBOR) dan kredit bagi pembangunan jalan tol Cinere-Jagorawi sebesar Rp 1,3 triliun. “Penandatanganan proyek jalan tol Cinere kami usahakan sebelum akhir tahun ini, “ kata Yahya.
Rekomendasi
Robin merekomendasikan beli BBCA untuk jangka pendek dan menengah. Sedangkan untuk jangka panjang, dia menyarankan hold bagi yang sudah memiliki saham BCA. “Support saham ini di posisi Rp 4.350 dan resistance pada level Rp 4.700,” ujarnya. Sedangkan Mustafa cenderung menyarankan pemodal untuk wait and see saham Bank Central Asia, serta membeli pada saat terkoreksi (buy on weakness). Support pertama pada posisi Rp 4.300 serta selanjutnya Rp 4.150. “Sedangkan resistance pada level Rp 4.500 dan selanjutnya Rp 4.800,” tambah dia. (asp)
Tips BBCA
Tren
Jangka pendek: menguat kembali
Jangka menengah-panjang: menguat
Fundamental
Semester I 2006, laba Rp 2 triliun
PER: 13,9 kali, PBV: 3,2 kali
Teknis
RSI: berpeluang menguat
Stochastic oscillator: berpeluang tertekan
Candle shooting star : sinyal melemah
Rekomendasi
Robin Setiawan:
Jangka pendek-menengah: beli
Jangka panjang: hold
Support:Rp 4.350, resistance: Rp 4.700
Mustafa Kamil:
Jangka pendek: buy on weakness
Jangka menengah-panjang: buy
Support: Rp 4.300/4.150, resistance: Rp 4.500/4.800
No comments:
Post a Comment