Penguatan Saham Gajah Tunggal Berlanjut
11/12/2006 02:08:15 WIB
JAKARTA, Investor Daily
Saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) diperkirakan melanjutkan penguatan dalam perdagangan jangka pendek. Meski, secara fundamental, kinerja perseroan kurang menjanjikan tahun ini.
“Seluruh indikator teknis yang ada memperlihatkan arah penguatan pada saham ini,” kata analis PT Phillip Securities Indonesia Mustafa Kamil kepada Investor Daily di Jakarta, Jumat (8/12).
Pada perdagangan akhir pekan lalu, GJTL ditutup stagnan di posisi Rp 590. Saham produsen ban tersebut ditransaksikan 112 kali, dengan volume sebanyak 11.494 lot saham senilai Rp 3,36 miliar.
Menurut Mustafa, dari sisi teknis harian maupun mingguan menunjukkan saham Gajah Tunggal berpeluang melanjutkan penguatan, sebab indikator stochastic oscillator dan commodity channel index (CCI) memperlihatkan posisi beli. “Volume perdagangan juga cenderung meningkat atau lebih besar dibanding sebulan terakhir,” ujar dia.
Mustafa menambahkan, indikator teknis lain seperti moving average convergence divergence (MACD) sudah memotong sinyal beli, sehingga turut memperlihatkan potensi penguatan yang berlanjut pada GJTL. “Indikator candlestick juga mendukung, karena fibonacci retracement (FR) 50% di level Rp 58 sudah tertembus,” ujarnya.
Namun, lanjut Mustafa, faktor fundamental saham Gajah Tunggal tidak mendukung potensi penguatan kembali harga sahamnya, karena valuasi termasuk mahal dibanding saham sektornya seperti PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR). “Price to earning ratio (PER) GJTL 14,05 kali dan price to book value (PBV) 0,88 kali. Sedangkan PER GDYR 9 kali, dengan PBV 1 kali,” kata dia.
Dia menambahkan, turunnya laba bersih perusahaan ban tersebut pada kuartal III 2006 menjadi Rp 100 miliar dibanding periode sama 2005 Rp 227,90 miliar turut menjadi pertimbangan khusus bagi pelaku pasar dalam mengoleksi saham Gajah Tunggal. “Earning per share (EPS) GJTL tahun ini juga diperkirakan turun menjadi Rp 33 per saham dari EPS 2005 yang terbukukan Rp 128,” jelasnya.
Sedangkan Kepala Riset PT Reliance Securities Pardomuan Sihombing mengatakan, saham Gajah Tunggal masih cukup menjanjikan untuk dikoleksi dalam jangka pendek maupun panjang, seiring pertumbuhan kendaraan motor roda empat dan dua yang cenderung meningkat. “Apalagi valuasi saat ini belum merefleksikan sisi fundamental, yang seharusnya pada rata-rata Rp 630,” ujarnya.
Dia menambahkan, meski valuasi GJTL lebih mahal dibanding saham sejenis di sektornya seperti GDYR, dibanding rata-rata sektor yang memiliki PER 16-17 kali, saham Gajah Tunggal relatif lebih murah, karena PER baru 14 kali. “Turunnya laba bersih perseroan per September 2006, sebetulnya masih lebih baik dari periode sama 2005, karena tidak didukung peningkatan penjualan bersih. Sedangkan pada kuartal III 2006, penjualan bersih perseroan meningkat,” jelasnya.
Penjualan Naik 13,81%
Gajah Tunggal mencatat penjualan bersih konsolidasi nonaudit sebesar Rp 4,12 triliun hingga akhir kuartal III 2006, atau tumbuh 13,81% dibanding periode sama 2005 Rp 3,62 triliun. Tapi, kenaikan penjualan tidak terefleksi pada kenaikan laba bersih, karena pembengkakan beban pokok penjualan, beban usaha, dan beban pajak.
"Beban pokok penjualan untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2006 mencapai Rp 3,57 triliun, naik dibanding periode sama tahun lalu Rp 3,06 triliun," kata Sekretaris Perusahaan Gajah Tunggal Sani Permana kepada otoritas pasar modal dan bursa di Jakarta, beberapa waktu lalu. Akibatnya, laba kotor Gajah Tunggal terkoreksi tipis 0,81% menjadi Rp 554,27 miliar dari Rp 558,80 miliar.
Produsen ban bermerek Radial tersebut membukukan beban usaha sebesar Rp 262,53 miliar dari sebelumnya hanya Rp 220,66 miliar. Beban penjualan naik dari Rp 124,72 miliar menjadi Rp 155,85 miliar dan beban umum dan administrasi meningkat dari Rp 95,94 miliar menjadi Rp 106,68 miliar.
Akibatnya, laba usaha Gajah Tunggal turun 13,72% menjadi Rp 291,74 miliar pada akhir kuartal III tahun ini dari Rp 338,14 miliar pada periode sama 2005.
Selama periode itu, laba bersih Gajah Tunggal mencapai Rp 100,02 miliar, turun signifikan 56,11% dari sebelumnya Rp 227,90 miliar.
Rekomendasi
Setelah membaca sisi teknis dan fundamental, Mustafa merekomendasikan trading buy saham Gajah Tunggal untuk jangka pendek. Namun, dia menyarankan beli untuk jangka menengah maupun panjang. “Support saham ini Rp 570/550 dan resistance pada level Rp 600/620,” kata dia. Sedangkan Pardomuan juga merekomendasikan beli saham Gajah Tunggal bagi pemodal jangka pendek, menengah maupun panjang. “Terkenalnya produk ban perseroan, diperkirakan menjadi sentimen positif bagi kinerja GJTL ke depan,” ujarnya. “Support Rp 560 dan resistance di posisi Rp 630,” ujarnya. (asp)
Tips GJTL
Tren
Jangka pendek: menguat kembali
Jangka menengah-panjang: menguat
Fundamental
Per September 2006, penjualan bersih Rp 4,12 triliun
PER: 14,05 kali, PBV: 0,88 kali
Teknis
Stochastic oscillator: cenderung menguat
MACD: menguat
CCI: berpotensi menguat
Candlestick: posisi beli
Rekomendasi
Mustafa Kamil:
Jangka pendek: trading buy
Menengah-panjang: buy
Support: Rp 570/550, resistance: Rp 600/620
Pardomoan Sihombing:
Jangka pendek: beli
Menengah-panjang: beli
Support:Rp 560, resistance:Rp 630
No comments:
Post a Comment