Apakah dunia akan resesi?

Wednesday, December 13, 2006

Saham Ramayana Cenderung Menguat

21/09/2006 02:00:08 WIB

JAKARTA, investordaily
Momentum perayaan Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, diperkirakan dapat menjadi sentimen positif bagi saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS). Faktor teknis dan fundamental juga ikut menjadi penopang penguatan kembali RALS.

“Saham ini berpotensi menguat kembali,” ujar analis PT Danasakti Securities Arief Budisatria kepada Investor Daily di Jakarta, Rabu (20/9).

Pada perdagangan kemarin, RALS ditutup menguat Rp 10 menjadi Rp 910. Saham perusahaan ritel itu ditransaksikan 265 kali, dengan volume transaksi sebanyak 12,04 juta saham senilai Rp 11,09 miliar.

Menurut Arief, saham Ramayana cenderung menguat, karena siklus menjelang Lebaran, Natal, dan Tahun Baru selalu terjadi kenaikan harga saham. “Para pelaku pasar biasanya mengantisipasi kenaikan penjualan perseroan pada hari raya,” jelasnya.

Dia mengatakan, dari analisis teknis, indikator moving average convergence divergence (MACD) turut memperlihatkan kecenderungan menguat kembali pada RALS dalam jangka pendek, karena arahnya masih bullish. “Tapi, dalam waktu dekat, RALS bisa saja konsolidasi, sebab level Rp 950 belum mampu ditembus,” ujarnya.

Arief menambahkan, aksi ambil untung (profit taking) pemodal pada saham Ramayana bisa juga terjadi pada jangka pendek, karena kenaikan harganya cukup cepat. “Jadi, kalau menguat, perlu diwaspadai adanya aksi profit taking,” lanjut dia.

Dia mengakui, valuasi saham Ramayana mahal dibanding saham sejenis seperti PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), karena price to earning ratio (PER) RALS 47,89 kali dan price to book value (PBV) 3,81 kali. Sedangkan PER MPPA 47,78 kali dengan PBV 1,15 kali.

Lebih lanjut Arief menjelaskan, meski pada semester I 2006 laba bersih perseroan hanya Rp 66,73 miliar, sedangkan hingga akhir 2005 mencapai Rp 302 miliar, earning per share (EPS) tahun ini diperkirakan sama dengan EPS 2005 yang tercatat Rp 43.

Sementara itu, analis PT Phillip Securities Indonesia Mustafa Kamil berpendapat, RALS berpeluang terkoreksi untuk jangka pendek, karena dari indikator candlestick sudah membentuk shotting star. “Sepertinya harga saham sedang bergerak menuju batas bawah (support) di level Rp 860,” ujarnya.

Dia menambahkan, indikator teknis lain seperti relative strength index (RSI) 21 hari turut menunjukkan peluang pelemahan pada RALS dalam waktu dekat, karena saat ini sudah berada di area overbought. “Namun, dari indikator MACD masih ada potensi penguatan kembali. Jadi, kalau pun terkoreksi kisarannya relatif terbatas,” tegas Mustafa.

Investasi Rp 400 Miliar

Sementara itu, Ramayana menganggarkan investasi Rp 300-400 miliar pada 2007 guna membangun 10-15 gerai baru yang akan difokuskan di luar Jawa. Sedangkan tahun ini, perseroan membuka enam gerai baru senilai Rp 25 miliar per gerai atau total Rp 150 miliar.

“Kami berencana membuka lebih banyak gerai tahun depan dengan harapan kondisi ekonomi Indonesia lebih baik, sehingga dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan daya beli masyarakat,” kata Komisaris Ramayana Koh Boon Kim kepada Investor Daily di Jakarta, belum lama ini.

Seluruh dana investasi bersumber dari kas internal perseroan, tanpa menambah utang baru. Posisi kas dan setara kas internal Ramayana saat ini mencapai Rp 862,7 miliar.

Pada 2007, Ramayana menargetkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 13-14% menjadi Rp 5,4 triliun dari target penjualan bersih 2006 Rp 4,85 triliun. Laba operasi diproyeksikan tumbuh 8-8,5%.

Target tersebut ditopang oleh rencana pembukaan 10-15 gerai baru dengan luas mencapai 12-15% dari total luas toko tahun 2006 dan harapan peningkatan daya beli masyarakat.

Sedangkan hingga akhir tahun ini, perseroan menargetkan penjualan bersih naik 12,8% menjadi Rp 4,85 triliun dari perolehan 2005 Rp 4,3 triliun. Hingga semester I 2006, angka penjualan perseroan baru mencapai 36,1% dari target penjualan akhir tahun ini. Sisanya diharapkan dapat terpenuhi pada paruh kedua.

“Hal itu disebabkan bisnis kami yang musiman. Kontribusi semester II biasanya lebih besar karena adanya masa masuk sekolah dan hari raya keagamaan, seperti Lebaran," papar Direktur Keuangan Ramayana Setiasa Kusuma.

Rekomendasi

Arief merekomendasikan sell on strength saham Ramayana untuk jangka pendek. Sedangkan dalam jangka menengah maupun panjang, dia menyarankan beli. “Support RALS Rp 890 dan resistance di level Rp 950,” ujar dia. Sedangkan Mustafa merekomendasikan buy on weakness RALS untuk jangka pendek dan beli pada jangka menengah maupun panjang, karena kinerja perseroan yang diperkirakan membaik seiring tumbuhnya daya beli masyarakat. “Support saham ini di level Rp 860/830 dan resistance pada Rp 950,” kata dia. (asp)


Tips RALS

Tren
Jangka pendek: cenderung menguat
Jangka menengah-panjang: menguat

Fundamental
Akhir 2006, penjualan bersih diperkirakan naik 12,8% jadi Rp 4,85 triliun
PER: 47,89 kali, PBV: 3,81 kali

Teknis
MACD: masih bullish
RSI: overbought
Candlestick: berpotensi terkoreksi

Rekomendasi
Arief Budisatria:
Jangka pendek: sell on strength
Menengah-panjang: beli
Support: Rp 890, resistance: Rp 950

Mustafa Kamil:
Jangka pendek: buy on weakness
Menengah-panjang: buy
Support: pertama Rp 860/830, resistance: Rp 950

No comments: